Saat itu, langit sudah menutupkan terangnya siang
Selimut malam mulai menyelimuti cahaya
Perlahan, dengan perlahan kabut turun
Tak memberi waktu malam untuk menutup rapat jendela waktu
Terus begitu
Saat itulah, seorang gadis kecil berjalan gontai
Matanya merah, habis menangis tetapi coba ditutupi
Namun ia tak pandai menipu
Masih saja air mata itu beruraian...
Wahai seniman yang agung...
Apakah yang membuatmu bisa membuat sebait lagu yang indah itu ?
Aku tadi mendengarnya...
Indah, mendayu dan...
Aku suka itu...
Bahasanya adalah bahasa sederhana
Kata-katanya adalah untaian air mata
Sungguh membuatku berurai air mata...
Maukah engkau menjawabnya untukku ?
Dan sang anak jalanan diam
Tangannya meraih gitarnya yang tersampir
Mulai menjentikkan jari-jarinya dengan anggun
Pelan...
Hingga suara yang terciptanya pun begitu lembut
Hingga keheningan malam itu pecah...
Rasakan, tutup matamu, dengarllah bimbingan alam...
Pelan-pelan, dengan pasti...
Bahwa setiap manusia itu memiliki bahasanya sendiri
Jumat, 19 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagi yang mengkopi, Tinggalkan Koment ya...makasih. Hehe